Matematika Cina muncul pada abad ke-11 Sebelum
Masehi. Munculnya Matematika Cina memang
berlainan bila dibandingkan dengan kemunculan matematika dari belahan dunia lain,
sehingga cukup masuk akal bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang mandiri. Orang Cina mengembangkan sendiri bilangan
tak hingga dan negatif, desimal, sistem nilai desimal, sistem biner, aljabar,
geometri dan trigonometri. Sama halnya dengan masyarakat terdahulu lainnya,
fokus dari pekerjaan mereka adalah pada bidang astronomi yaitu menyempurnakan
kalender pertanian dan praktek lainnya, tidak pada membangun sistem formal.
Matematikawan Cina Kuno unggul dalam sistem
notasi posisional bilangan desimal yang merupakan kelemahan dari matematikawan
Yunani. Kekuatan Matematikawan Yunani terletak pada bukti axiomic. Algoritma dan Aljabar Cina kuno dengan pemotongan
axiomic Yunani membentuk dua pilar yang sama pentingnya di dalam dunia matematika.
Sementara pada periode yang sama matematika Yunani menurun di barat pada masa
mediaval, sedangkan aljabar Cina mencapai puncaknya.
Matematika Cina
dianggap telah mengembangkan secara mandiri kurang lebih hingga saat Sembilan
Bab pada Seni Matematika mencapai bentuk akhirnya, secara kasarnya kontemporer
dengan matematika Yunani klasik. Beberapa pertukaran ide di Asia ada melalui
pertukaran budaya dari zaman Romawi. Seringkali, unsur-unsur matematika masyarakat
terdahulu sesuai dengan hasil temuan di cabang matematika modern seperti
geometri atau teori bilangan. Teorema Pythagoras misalnya, telah dibuktikan
oleh Zhou Bi Suan Jing. Selain itu pengetahuan tentang segitiga Pascal
juga telah ada berabad-abad di Cina sebelum Pascal, seperti yang dibuktikan
oleh Shen Kuo.
Sistem bilangan
yang digunakan Cina Kuno digambarkan dengan tulang oracle untuk mengungkapkan
informasi numerik berdasarkan sistem desimal dan perkalian di alam. Dimana
tulang oracle itu merupakan kepingan tulang atau cangkang kura-kura yang
dipanaskan dan dipecahkan menggunakan tongkat perunggu. Tulang oracle juga
merupakan tulisan Cina Kuno tertua yang mengandung informasi penting mengenai
Dinasti Shang. Sejak periode Shang, orang Cina telah sepenuhnya mengembangkan
sistem desimal. Selain tulang oracle,
batang juga digunakan untuk menggambarkan bilangan. Bilangan batang memungkinkan
penyajian bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan perhitungan yang
dilakukan pada suan pan atau sempoa Cina.
Pada simbol
tulang oracle, kita dapat menghitung dengan
menggunakan sifat perkalian, 200 diwakili oleh simbol untuk 2 dan simbol untuk
100, 300 diwakili oleh simbol untuk 3 dan simbol untuk 100, dan seterusnya.
Demikian pula dengan 2000, 2000 diwakili oleh simbol untuk 2 dan simbol untuk
1000, 3000 diwakili oleh simbol untuk 3 dan simbol untuk 1000, dan sterusnya.
Ada juga simbol untuk 10000 yang yang
tidak termasuk dalam ilustrasi di atas. Jumlah terbesar ditemukan pada
tulang Shang dan kulit kura-kura yaitu 30000 sedangkan untuk angka yang lebih
besar belum ditemukan.
Karya tertua
yang masih terawat mengenai geometri di Cina berasal dari peraturan kanonik filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM, yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM). Mo Jing menjelaskan berbagai aspek
dari banyak disiplin yang berkaitan dengan ilmu fisika, dan juga memberikan
sedikit kekayaan informasi matematika.Informasi matematika yang
disajikan dalam buku
ini adalah mengenai pengenalan kata untuk lingkaran, diameter, dan radius, serta
definisi volume.
Matematika
pada masa Dinasti – dinasti Cina
1.
Matematika
pada masa Dinasti Qin
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qin Shi Huang (Shi Huang-ti) memerintahkan semua buku di dalam Kekaisaran Qin, selain yang resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Akibat dari perintah
ini adalah begitu sedikitnya informasi tentang matematika Cina kuno yang
terpelihara yang berasal dari zaman sebelum itu.
2. Matematika pada masa Dinasti Han
Setelah pembakaran buku pada tahun 212 SM, Dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya matematika yang barangkali sebagai
perluasan dari karya-karya yang kini sudah hilang.Yang terpenting dari semua
ini adalah Sembilan Bab tentang Seni Matematika, judul lengkap yang
muncul dari tahun 179 M, tetapi wujud dari bagian di bawah judul yang berbeda.
3.
Matematika
pada masa Dinasti Tang
Melalui Dinasti
Tang studi mengenai matematika cukup standar di sekolah-sekolah besar. Wang
Xiaotong adalah seorang ahli matematika besar pada awal Dinasti Tang, dan ia
menulis sebuah buku: Jigu suanjing (Kelanjutan Matematika Kuno), di mana
persamaan kubik muncul untuk pertama kalinya. Orang Tibet mendapat pengetahuan
pertama mereka matematika (aritmatika) dari China pada masa pemerintahan
gNam-ri srong btsan, yang meninggal pada 630. Tabel
sinus oleh matematikawan India, Aryabhata, dijabarkan dalam buku matematika
Cina dari Kaiyuan Zhanjing, yang disusun
pada 718 Masehi pada masa Dinasti Tang. Meskipun Cina unggul dalam bidang-bidang
matematika seperti geometri, teorema binomial, dan formula aljabar kompleks.
Namun, bentuk awal dari trigonometri tidak dihargai secara luas seperti dalam
matematika India dan Islam kontemporer.
4.
Matematika
pada masa Dinasti Song dan Yuan
Matematikawan
Dinasti Song Utara Jia Xian mengembangkan metode aditif perkalian untuk
ekstraksi akar kuadrat dan akar kubik dengan menerapkan aturan Horner.
Empat ahli matematika yang luar biasa muncul
selama Dinasti Song dan Dinasti Yuan, khususnya pada abad kedua belas dan
ketiga belas: Yang Hui, Qin Jiushao, Li Zhi (Li Ye), dan Zhu Shijie. Yang Hui,
Qin Jiushao, Zhu Shijie semua menggunakan metode Horner-Ruffini 600 tahun
sebelumnya untuk memecahkan beberapa jenis persamaan simultan, akar, persamaan
kuadrat, kubik, dan quartic. Yang Hui juga orang pertama dalam sejarah yang
menemukan dan membuktikan "Segitiga Pascal", bersama dengan bukti
binomial nya (meskipun penyebutan awal dari segitiga Pascal di Cina ada sebelum
abad kesebelas).
Li Zhi di
sisi lain, menyelidiki pada bentuk geometri aljabar.Qin Jiushao adalah orang
pertama yang memperkenalkan simbol nol dalam matematika Cina. Sebelum inovasi
ini, ruang kosong yang digunakan bukan nol dalam sistem perhitungan menggunakan
batang. Salah satu kontribusi paling penting dari Qin Jiushao adalah metodenya
dalam memecahkan persamaan tinggi numerik. Segitiga Pascal pertama kali
digambarkan di China oleh Yang Hui dalam bukunya Xiangjie Jiuzhang Suanfa (详解九章算法), meskipun telah
dijelaskan sebelumnya sekitar 1100 oleh Jia Xian.
Karya-karya Matematika Cina
1.
The Nine Chapters on
the Mathematical Art (Sembilan Bab Tentang Seni Matematika)
Sembilan Bab tentang Seni Matematika , judul lengkapnya itu muncul dari tahun 179 M. Karya tersebut terdiri dari 246 persoalan yang
melibatkan pertanian, perdagangan, pengerjaan geometri yang menggambarkan
rentang ketinggian dan perbandingan dimensi untuk menara Pagoda Cina,
teknik, survey , dan
bahan-bahan segitiga siku-siku dan pi . Karya tersebut juga menggunakan prinsip Cavalieri tentang
volume, lebih dari
seribu tahun sebelum Cavalieri mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti
matematika untuk Teorema Phytagoras, dan rumus matematika untuk eliminasi Gauss. Liu Hiu memberikan
komentarnya pada karya ini pada abad ke-3 M.
Cina
menyukai pola, sebagai hasil alami dari batang yang mengatur perhitungan dalam
baris sehingga tidak mengherankan bahwa catatan dari sebuah persegi ajaib
muncul di sana. Perhatian untuk pola seperti memimpin penulis Sembilan Bab tentang seni Matematika
untuk memecahkan sistem persamaan linier simultan. Masalah terakhir dalam bab
ini melibatkan empat persamaan, dan topik persamaan tak tentu menjadi favorit
di antara masyarakat Oriental
2. Suan shu shu
Karya tulisan matematika Cina kuno lainnya adalah
Suan shu shu.
Suan shu shu adalah Tulisan matematika Cina kuno sekitar tujuh ribu karakter,
yang ditulis pada 190 potongan bambu. Itu ditemukan bersama dengan
tulisan-tulisan lain pada tahun 1984 ketika arkeolog membuka makam di
Zhangjiashan di provinsi Hubei. Dari bukti dokumenter makam ini diketahui telah
ditutup pada 186 SM, di awal Dinasti Han Barat. Sementara hubungannya dengan Sembilan Bab tentang seni Matematika
tersebut masih dalam pembahasan oleh para sarjana. Tulisan dari Suan shu shu
jauh lebih sedikit daripada sistematis Sembilan
Bab tentang seni Matematika, dan tampaknya terdiri dari beberapa bagian
pendek yang kurang lebih independen dari tulisan yang diambil dari berbagai
sumber. Beberapa petunjuk linguistik menunjuk kembali ke dinasti Qin.
Sumber :